Sabtu, 27 Oktober 2012

i love mom

Wanita yang kuat tidak menceritakan masalahnya kepada dunia,tapi wanita yang kuat itu menghadapi masalahnya dengan senyuman..
Cinta seorang ibu berada tepat di bawah cinta Tuhan kepada kita.Ibu tidak pernah lelah untuk menyayangi dan mengasihi kita. Cinta nya lebih mulia daripada cinta seseorang dimanapun di dunia ini. I’m sorry Mom! I never meant to hurt you! I never meant to make you cry." Mothers hold their children’s hands for a short while, but their hearts forever.A Special Woman, Called A Mom  It takes someone really brave to be a mother, someone strong to raise a child and someone special to love someone more than herself.

Senin, 08 Oktober 2012

cinta hal yg absurd

hari ini aku sadar apa yang dinamakan cinta, cinta itu hal yang absurd..padahal aku sendiri juga masih bingung arti absurd tu apa,,hehe biar sedikit kece aja,   awal pdkt kita hanya tau hal2 yg baik dr yang deket sama kita,tapi coba deh kalo udah jadian semuanya sirna sifat2 busuk dari pasangan kita tu bakalan keluar sedikit demi sedikit contohnya ni sifat perhatian yang udah kelewat batas alias protektif, apa yah penyebabnya? apakah dia tu udah mrasa kita miliknya tapi kan selagi kita belum terikat ikatan yg serius, ya kita bebas donk nglakuin hal apa aja yg kita suka.. tapi kadang sifat apa adanya dari pasangan juga ada yg menurut aku bikin ilfil contohnya dia tukang kentut,jarang mandilah n gak pernah gosok gigi !!aigo aigo aigo . emang susah nyari pasangan yg pas.. bukannya kita kaum wanita terlalu pilih2 tapi  ya gitu lah pokoknya..

Sabtu, 06 Oktober 2012

Membedakan Ingus Biasa dan Ingus yang Terinfeksi




Ingus yang keluar dari hidung tidak hanya muncul saat orang pilek. Tapi beberapa kondisi lain seperti alergi atau trauma juga memicu keluarnya ingus. Ingus bisa dibedakan apakah itu ingus biasa atau ingus yang mengandung infeksi.

Ingus umumnya dihasilkan oleh lapisan sel pada saluran sinus. Cairan ini berfungsi untuk menjaga membran nasal (hidung) tetap lembab, serta berguna untuk melawan infeksi dan iritasi. Ingus yang muncul tidak hanya disebabkan oleh infeksi. Beberapa kondisi lain juga bisa memicu timbulnya ingus seperti alergi, trauma (benturan), iritasi atau terpapar polusi udara, penggunaan obat yang disemprotkan ke hidung atau adanya masalah pada anatomi bagian hidung.

Dr Jennifer Shu dari Children's Medical Group mengungkapkan perbedaan ingus biasa dan ingus yang terinfeksi seperti dikutip dari CNN, Kamis (30/12/2010):

1. Jika ingus yang muncul akibat alergi, trauma (benturan), iritasi atau terpapar polusi udara, penggunaan obat semprot atau masalah anatomi hidung, maka tidak mengandung infeksi bakteri, virus atau mikroorganisme lainnya.

2. Ingus yang muncul tidak berwarna atau bening adalah bukan jenis ingus infeksi.

3. Jika lendir di hidung berwarna kuning, hijau atau cokelat, hal ini bisa menjadi tanda adanya infeksi di saluran pernapasan bagian atas.

4. Debit atau volume ingus yang keluar bisa menjadi tanda infeksi sinus yang disebabkan oleh bakteri. Kalau jumlahnya banyak dan sering itu pertanada ada infeksi.

5. Ingus yang mengandung bakteri biasanya disertai dengan sakit kepala, nyeri di bagian wajah terutama ketika sedang membungkuk, demam, bau mulut, tidak bisa mencium bau-bauan, gangguan telinga atau batuk yang terus menerus.

Pada infeksi bakteri umumnya berlangsung lebih dari 7 hari serta lendir yang keluar lama kelamaan justru memburuk. Jika disebabkan oleh bakteri, maka dibutuhkan bantuan antibiotik untuk menyembuhkan tapi tidak untuk infeksi virus.

"Tapi sebagian besar infeksi ini disebabkan oleh virus flu yang bisa hilang dalam waktu 7-10 hari, atau bisa juga akibat infeksi bakteri," ujar Dr Jennifer Shu dari Children's Medical Group.kaki Anda. Rasa Lapar Pun Bisa Menipu

Hak tinggi setiap hari? Waspadalah!




Memakai hak tinggi mungkin terlihat menarik, tetapi jika dikenakan terus menerus, otot tendon Achilles Anda bisa memendek, dan jika kondisi ini sudah terjadi, saat Anda melepas sepatu hak tinggi, maka Anda akan menarik tulang tumit dan menempatkan Anda pada kondisi yang sangat menyakitkan. Kondisi menyakitkan ini pada akhirnya akan menyebabkan peradangan pada jaringan yang menjalar ke telapak kaki, menambah masalah pada bagian berlemak telapak kaki, yang sebenarnya akan berkurang seiring bertambah usia, sehingga ketika Anda mencoba menggunakan hak tinggi, situasi justru akan makin parah.

Sebelum itu terjadi, sering-seringlah ganti sepatu hak tinggi Anda dengan sepatu datar, kalau bisa, berjalan tanpa alas sesekali di atas rumput (yang bebas dari benda tajam) juga bisa membantu kesehatan telapak kaki anda  

jeowa chingu







ini waktu masih SMA jadi kangen sama kalian.........

sistem pencernaan


Makalah tentang Sistem Pencernaan Pada Manusia


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah

Topik yang akan kita pelajari dalam modul ini adalah tentang Sistem pencernaan pada manusia. Modul ini berisikan dua kegiatan belajar. Kegiatan pertama pembahasan tentang sistem pencernaan pada manusia. Materi yang akan dibahas dalam kegiatan pertama, adalah mulut, kerongkongan, lambung,Hati, usus halus, usus besar.


B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas kami rumuskan item masalah yang akan dibahas pada penulisan makalah ini, yaitu :

A. definisi system pencernaan dan Organ – organ sistem pencernaan

B.Anatomi, fungsi fisiologi dan proses penyerapan makanan dari awal sampai akhir.

























BAB II

PEMBAHASAN





A. Definisi Sistem pencernaan
 Definisi Sistem pencernaan (mulai dari mulut sampai anus) berfungsi   sebagai berikut:
- menerima makanan
- memecah makanan menjadi zat-zat gizi (suatu proses yang disebut pencernaan)
- menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran darah
- membuang bagian makanan yang tidak dapat dicerna dari tubuh.

Saluran pencernaan terdiri dari mulut, tenggorokan, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, rektum dan anus.
Sistem pencernaan juga meliputi organ-organ yang terletak diluar saluran pencernaan, yaitu pankreas, hati dan kandung empedu.
Berdasarkan prosesnya, pencernaan makanan dapat dibedakan
menjadi dua macam seperti berikut.

1. Proses mekanis, yaitu pengunyahan oleh gigi dengan dibantu
lidah serta peremasan yang terjadi di lambung.
2. Proses kimiawi, yaitu pelarutan dan pemecahan makanan oleh
enzim-enzim pencernaan dengan mengubah makanan yang ber-
molekul besar menjadi molekul yang berukuran kecil.
Makanan mengalami proses pencernaan sejak makanan berada
di dalam mulut hingga proses pengeluaran sisa-sisa makanan hasil
pencernaan. Adapun proses pencernaan makanan meliputi hal-hal
berikut.

1. Ingesti: pemasukan makanan ke dalam tubuh melalui mulut.
2. Mastikasi: proses mengunyah makanan oleh gigi.
3. Deglutisi: proses menelan makanan di kerongkongan.
4. Digesti: pengubahan makanan menjadi molekul yang lebih
sederhana dengan bantuan enzim, terdapat di lambung.
5. Absorpsi: proses penyerapan, terjadi di usus halus.
6. Defekasi: pengeluaran sisa makanan yang sudah tidak berguna
untuk tubuh melalui anus.










B. Anatomi sistem Pencernaan

1. Mulut
Makanan pertama kali masuk ke dalam tubuh melalui mulut.
Makanan ini mulai dicerna secara mekanis dan kimiawi. Di dalam
mulut  terdapat beberapa alat yang berperan
dalam proses pencernaan yaitu gigi, lidah, dan kelenjar ludah
(glandula salivales).

Didalam mulut makanan dikunyah lalu dibentuk bolus-bolus kecil sehingga dapat ditelan. Dalam mengunya diperlukan gigi untuk membuat makan menjadi lebih kecil dan juga air liur untuk mempermudah penelanan. Gigi-gigi atas disarafi oleh Nervus Trigeminus bagian nervus maksilaris. Sedangkan gigi-gigi bawah disarafi oleh Nervus trigeminus bagian Nervus Mandibularis. Gerakan mengunyah juga melibatkan rahang atas dan bawah yang disarafi sama seperti gigi. Rahang atas oleh nervus maksilaris dan rahang bawah oleh nervus mandibularis.
Dimulut juga terjadi gerakan menelan dengan bantuan lidah serta air liur. Air liur yang ada disekresikan oleh saraf otonom yaitu saraf parasimpatis. Sedangkan gerak lidah mendorong lobus sehingga masuk kedalam esofagus dan terjadi proses menelam dihantarkan melalui saraf otak ke V, IX, X, dan XII serta bebeapa nervus servikalis Superior.
MEMBUKA MULUT
1.1  Otot-otot yang berperan pada saat membuka mulut
Ø M.pterigoideus lateralis
·      O: lateral spenoidalis, lateral pterigoid
·      I : kondilus mandibula, anterior diskus 
·      N: pterigoid dari n.mandibula
Ø  Kelompok m.suprahioid ( m.digastrikus, m.mylohyoid, m.geniohyoid, m.stilohyoid)
1.2  Mekanisme membuka mulut
M.pterygoideus lateralis menarik processus condilaris ke depan menuju eminentia articularis. Pada saat bersamaan serabut posterior M. Temporalis harus relaks dan keadaan ini diikuti dengan relaksasi M. Masseter, serabut anterior M. Temporalis dan M. Pterygoideus Medialis yang berlangsung cepat dan lancar. Keadaan ini akan memungkinkan mandibula berotasi di sekitar sumbu horizontal sehingga proseccus condilaris akan bergerak ke depan sedang angulus mandibula bergerak ke belakang. Dagu akan terdepresi, keadaan ini dibantu dengan gerak membuka yang kuat oleh M. Digastricus, M. Geniohyoideus, dan M. Mylohyoideus yang berkontraksi terhadap os. Hyoid.

     MENUTUP MULUT
 Otot-otot yang berperan pada saat menutup mulut
  M.maseter
·      O: arkus Zigomatikus
·       I : angulus mandibula lateral
·       N: n.maseter dari n.mandibula /n.v
  M.temporalis
·      O: fosa temporalis
·       I: prossesus koronoid mandibula
·       N: n.mandibula
  M.pterigoideus medialis
·      O: medial pterigoid prossesus piramidal palatina
·       I:medial angulus mandibula
·       N: n.pterigoid medialis dari n.mandibula

2.2 Mekanisme menutup mulut
            Otot-otot penggerak utama dalam proses menutup mulut yaitu M. Masseter, M. Temporalis, M. Pterygoideus Medialis. Rahang dapat menutup pada berbagai posisi. Mulai dari menutup pada posisi protusi penuh sampai menutup pada keadaan Processus Condylaris berada pada posisi paling posterior dalam fossa Mandibula. Pada posisi protusi memerlukan kontraksi M. Pterygoideus Lateralis yang dibantu M. Pterygoideus Medialis. Caput Mandibula akan tetap pada posisi ke depan Eminentia Articularis. Pada gerak menutup retrusi, serabut posterior M. Temporalis akan bekerjasama dengan M. Masseter untuk mengembalikan Processus Conylaris ke dalam Fossa Mandibula, sehingga gigi geligi dapat saling kontak pada oklusi normal.

             Pada gerak menutup Cavum Oris, kekuatan yang dikeluarkan otot penguyahan akan diteruskan terutama melalui gigi geligi ke rangka wajah bagian atas M. Pterygoideus Lateralis dan serabut posterior M. Temporalis cenderung menghilangkan tekanan dari caput mandibula saat otot-otot ini berkontraksi. Keadaan ini berhubungan dengan fakta bahwa sumbu rotasi mandibula akan melintas di sekitar ramus.

                          




a. Gigi
Pada manusia, gigi berfungsi sebagai alat pencernaan
mekanis. Di sini, gigi membantu memecah makanan menjadi
potongan-potongan yang lebih kecil. Hal ini akan membantu
enzim-enzim pencernaan agar dapat mencerna makanan
lebih efisien dan cepat. Selama pertumbuhan dan per-
kembangan, gigi manusia mengalami perubahan, mulai dari
gigi susu dan gigi tetap (permanen). Gigi pertama pada bayi
dimulai saat usia 6 bulan. Gigi pertama ini disebut gigi susu
(dens lakteus). Pada anak berusia 6
tahun, gigi berjumlah 20, dengan susunan sebagai berikut.
1) Gigi seri (dens insisivus), berjumlah 8 buah, berfungsi
memotong makanan.
2) Gigi taring (dens caninus), berjumlah 4 buah, berfungsi
merobek makanan.
3) Gigi geraham kecil (dens premolare), berjumlah 8 buah,
berfungsi mengunyah makanan.
Struktur luar gigi terdiri
atas bagian-bagian berikut.
1) Mahkota gigi (corona) merupakan bagian yang tampak
dari luar.
2) Akar gigi (radix) merupakan bagian gigi yang tertanam
di dalam rahang.
3) Leher gigi (colum) merupakan bagian yang terlindung
oleh gusi.
Adapun penampang gigi dapat diperlihatkan bagian-
bagiannya sebagai berikut.
1) Email (glazur atau enamel) merupakan bagian terluar
gigi. Email merupakan struktur terkeras dari tubuh,
mengandung 97% kalsium dan 3% bahan organik.
2) Tulang gigi (dentin), berada di sebelah dalam email,
tersusun atas zat dentin.
3) Sumsum gigi (pulpa), merupakan bagian yang paling
dalam. Di pulpa terdapat kapiler, arteri, vena, dan saraf.
4) Semen merupakan pelapis bagian dentin yang masuk
ke rahang.

b. Lidah
Lidah dalam sistem pencernaan berfungsi untuk mem-
bantu mencampur dan menelan makanan, mempertahankan
makanan agar berada di antara gigi-gigi atas dan bawah
saat makanan dikunyah serta sebagai alat perasa makanan.
Lidah dapat berfungsi sebagai alat perasa makanan karena
mengandung banyak reseptor pengecap atau perasa. Lidah
tersusun atas otot lurik dan permukaannya dilapisi dengan
lapisan epitelium yang banyak mengandung kelenjar lendir
(mukosa).
Otot-otot lidah
Otot-otot lidah terdiri dari 2 yaitu
1. Otot-otot intrinsik lidah
a. Muskulus genioglossus
Berfungsi menarik lidah ke depan dan menjulurkan ujung lidah ke sisi yang berlawanan. Bila kedua otot berkontraksi bersama, lidah akan menjulur bersama. Otot ini juga mendepresi lidah
b. Muskulus styloglossus
Berfungsi menarik lidah ke atas dan ke belakang
c. Muskulus palatoglossus
Berfungsi menarik radix linguae ke atas dan ke belakang
d. Muskulus hyoglossus
Berfungsi untuk depresi lidah
2. Otot-otot ekstrinsik lidah
Otot-otot ekstrinsik lidah terdiri dari muskulus vertikal, musculus transversal, dan muskulus longitudinal superior dan inferior.

PERSARAFAN dan Vaskularisasi pada otot Mastikatori :
1. M. Maseter
Inervasi oleh N. V (Trigeminus)
Vaskularisasi oleh
2. M. Pterigoideus lateralis
Inervasi oleh N. V (Trigeminus)
Vaskularisasi oleh
3. M. Pterigoideus medialis
Inervasi oleh N. V (Trigeminus)
Vaskularissasi oleh
4. M. Temporalis
Inervasi oleh N. V (Trigeminus),N. auriculotemporalis
Vaskularisasi oleh

PERSARAFAN PADA LIDAH
Persarafan pada lidah dibagi atas 2 bagian yaitu :
1. Persarafan motoris.
Vaskularisasi

        Arteriae :
            Cabang-cabang dari A. Gastrica sinistra

        Venae :
            Dialirkan ke V. Gastrica sinistra, cabang V. Porta


2. Persarafan sensoris.

Ad. 1. Persarafan Motoris
Semua otot-otot pada lidah baik yang instrinsik maupun ekstrinsik di sarafin oleh nervus hypoglossus(n. Cranialis XIII), kecuali M. Palatoglossud yang disarafi oleh nervus cranialis X.

Ad. 2. Persarafan Sensoris
Dua pertiga bagian anterior lidah disarafi oleh n. limgualis (cabang n. mandibulasir) untuk sensasi umum, dan chorda tympani (cabang n. facialis yang menuju ke lidah) untuk gustasi (pengecap).

Dua pertiga bagian posterior lidah dan papillae valkatae disarafi oleh r. Lingualis n. glossopharyngeus untuk sensasi umum dan gustasi saraf lainnya yang ikut mensarafi lidah datang dari r. lingualis n. ficialis (gustasi) dan dekat epiglottis dari r. laryngeus internus n. vagus (sensasi umum dan gutasi).

VASKULARISASI PADA LIDAH
Arteria utama ke lidah ialah a. lingualis cabang a. carotis externa. Cabang-cabang yang mensuplai lidah terutama rr. Dorsale linguae (menuju ke pars pharyngealis) dan a. profunda linguae.
Darah dari lidah dialirkan oleh (1) vv. lingualis sebagai vv. comintates untuk a. lingualis dan menerima beberapa vv. dorsale linguae: (2) v. profunda linguae, yang berjalan ke belakang disebelah menyilangi permukaan lateral m. hyglossus bersatu dengan v. sublingualis membentuk v.comunitants n.hypoglossi, yang terakhir ini berakhir v.facialis, v.lingualis atau v. juga laris internal.



c. Kelenjar ludah
Terdapat tiga pasang kelenjar ludah di dalam rongga mulut,
yaitu glandula parotis, glandula submaksilaris, dan glandula
sublingualis atau glandula submandibularis. Amati gambar 6.4
agar Anda mengenali letak ketiga kelenjar ludah tersebut.
Air ludah berperan penting dalam proses perubahan zat
makanan secara kimiawi yang terjadi di dalam mulut. Setelah
makanan dilumatkan secara mekanis oleh gigi, air ludah ber-
peran secara kimiawi dalam proses membasahi dan mem-
buat makanan menjadi lembek agar mudah ditelan. Ludah
terdiri atas air (99%) dan enzim amilase. Enzim ini meng-
uraikan pati dalam makanan menjadi gula sederhana
(glukosa dan maltosa). Makanan yang telah dilumatkan
dengan dikunyah dan dilunakkan di dalam mulut oleh air liur
disebut bolus. Bolus ini diteruskan ke sistem pencernaan Kelenjar Parotis

Kelenjar parotis adalah kelenjar-liur yang terbesar. Ia dikelilingi oleh ramus mandibula dan menyekresikan air liur melalui Duktus Stensen menuju kavum oral untuk membantu mengunyah dan menelan.
[sunting]
Kelenjar Submandibula

Kelenjar Submandibula adalah sepasang kelenjar yang terletak di rahang bawah, di atas otot digatrik. Produksi sekresinya adalah campuran serous dan mukous dan masuk ke mulut melalui duktus Wharton. Walaupun lebih kecil daripada kelenjar parotis, sekitar 70% saliva di kavum oral diproduksi oleh kelenjar ini.
[sunting]
Kelenjar Sublingua

Kelenjar Sublingua adalah sepasang kelenjar yang terletak di bawah lidah di dekat kelenjar submandibula. Sekitar 5% air liur yang masuk ke kavum oral keluar dari kelenjar ini.
[sunting]
Kelenjar Liur Minor

Terdapat lebih dari 600 kelenjar liur minor yang terletak di kacum oral di dalam lamina propria mukosa oral. Diameternya 1-2mm. Kelenjar ini biasanya merupakan sejumlah asinus yang terhubung dalam lobulus kecil. Kelenjar liur minor mungkin mempunyai saluran ekskresi bersama dengan kelenjar minor yang lain, atau mungkin juga mempunyai saluran sendiri. Secara alami, sekresi utamanya adalah mukous (kecuali Kelenjar Von Ebner) dan mempunyai banyak fungsi, seperti membasahi kavum oral dengan saliva. Masalah gigi biasanya berhubungan dengan kelenjar liur minor.[1]

Kelenjar Von Ebner terletak di papilla sirkumvalata lidah. Kelenjar ini mensekresikan cairan serous yang memulai hidrolisis lipid. Kelenjar ini adalah komponen esensial indra perasa.
2. Kerongkongan (Esofagus)
Kerongkongan merupakan saluran panjang (± 25 cm) yang
tipis sebagai jalan bolus dari mulut menuju ke lambung. Fungsi
kerongkongan ini sebagai jalan bolus dari mulut menuju lambung.
Bagian dalam kerongkongan senantiasa basah oleh cairan
yang dihasilkan oleh kelenjar-kelenjar yang terdapat pada dinding
kerongkongan untuk menjaga agar bolus menjadi basah dan licin.
Keadaan ini akan mempermudah bolus bergerak melalui
kerongkongan menuju ke lambung. Bergeraknya bolus dari mulut
ke lambung melalui kerongkongan disebabkan adanya gerak
peristaltik pada otot dinding kerongkongan. Didalam esophagus makanan yang bebentuk bolus tidak dicerna baik secara kimiawi maupun mekanik. Didalam esophagus hanya terjadi gerakan peristaltic untuk mendorong makanan sampai ke lambung. Gerakan peristaltic ini disarafi oleh nervus Vagus.
Gerak peristaltik dapat terjadi karena adanya kontraksi otot
secara bergantian pada lapisan otot yang tersusun secara me-
manjang dan melingkar. Proses gerak bolus di dalam kerongkongan
menuju lambung

Sebelum seseorang mulai makan, bagian belakang mulut (atas)
terbuka sebagai jalannya udara dari hidung. Di kerongkongan,
epiglotis yang seperti gelambir mengendur sehingga udara masuk
ke paru-paru. Ketika makan, makanan dikunyah dan ditelan masuk
ke dalam kerongkongan. Sewaktu makanan bergerak menuju
kerongkongan, langit-langit lunak beserta jaringan mirip gelambir
di bagian belakang mulut (uvula) terangkat ke atas dan menutup
saluran hidung. Sementara itu, sewaktu makanan bergerak ke arah
tutup trakea, epiglotis akan menutup sehingga makanan tidak masuk
trakea dan paru-paru tetapi makanan tetap masuk ke kerongkongan.

        Arteriae :
            Cabang-cabang dari A. Gastrica sinistra

        Venae :
            Dialirkan ke V. Gastrica sinistra, cabang V. Porta

3. Lambung
Lambung merupakan saluran pencernaan yang berbentuk
seperti kantung, terletak di bawah sekat rongga badan. Dengan
mengamati Gambar 6.5, Anda dapat mengetahui bahwa lambung
terdiri atas tiga bagian sebagai berikut.
a. Bagian atas disebut kardiak, merupakan bagian yang ber-
batasan dengan esofagus.
b. Bagian tengah disebut fundus, merupakan bagian badan
atau tengah lambung.
c. Bagian bawah disebut pilorus, yang berbatasan dengan
usus halus.
Daerah perbatasan antara lambung dan kerongkongan ter-
dapat otot sfinkter kardiak yang secara refleks akan terbuka bila
ada bolus masuk. Sementara itu, di bagian pilorus terdapat otot
yang disebut sfinkter pilorus. Otot-otot lambung ini dapat ber-
kontraksi seperti halnya otot-otot kerongkongan. Apabila otot-
otot ini berkontraksi, otot-otot tersebut menekan, meremas, dan
mencampur bolus-bolus tersebut menjadi kimus (chyme).
Sementara itu, pencernaan secara kimiawi dibantu oleh
getah lambung. Getah ini dihasilkan oleh kelenjar yang terletak
pada dinding lambung di bawah fundus, sedangkan bagian dalam
dinding lambung menghasilkan lendir yang berfungsi melindungi
dinding lambung dari abrasi asam lambung, dan dapat beregenerasi
bila cidera. Getah lambung ini dapat dihasilkan akibat rangsangan
bolus saat masuk ke lambung. Getah lambung mengandung
bermacam-macam zat kimia, yang sebagian besar terdiri atas
air. Getah lambung juga mengandung HCl/asam lambung dan
enzim-enzim pencernaan seperti renin, pepsinogen, dan lipase.
Asam lambung memiliki beberapa fungsi berikut.
a. Mengaktifkan beberapa enzim yang terdapat dalam getah
lambung, misalnya pepsinogen diubah menjadi pepsin. Enzim
ini aktif memecah protein dalam bolus menjadi proteosa dan
pepton yang mempunyai ukuran molekul lebih kecil.
b. Menetralkan sifat alkali bolus yang datang dari rongga mulut.
c. Mengubah kelarutan garam mineral.
d. Mengasamkan lambung (pH turun 1–3), sehingga dapat
membunuh kuman yang ikut masuk ke lambung bersama
bolus.
e. Mengatur membuka dan menutupnya katup antara lambung
dan usus dua belas jari.
f. Merangsang sekresi getah usus.
Enzim renin dalam getah lambung berfungsi mengendapkan
kasein atau protein susu dari air susu. Lambung dalam suasana
asam dapat merangsang pepsinogen menjadi pepsin. Pepsin
ini berfungsi memecah molekul-molekul protein menjadi molekul-
molekul peptida. Sementara itu, lipase berfungsi mengubah
lemak menjadi asam lemak dan gliserol.
Selanjutnya, kimus akan masuk ke usus halus melalui suatu
sfinkter pilorus yang berukuran kecil. Apabila otot-otot ini
berkontraksi, maka kimus didorong masuk ke usus halus sedikit
demi sedikit.
Didalam lambung makanan yang berbentuk bolus di cerna secara kimiawi. Dengan sekresi kelenjar-kelenjar di sistem pencernaan untuk membantu kerja lambung dalam mencerna makanan. Sekresi itu diatur oleh saraf otonom yaitu saraf parasimpatik. Didalam usus juga terjadi gerakan peristaltic yang juga diatur oleh saraf otonom, yaitu saraf parasimpatik. Nervus vagus juga ikut mempersarafi kegiatan (kerja) lambung. Selain saraf parasimpatis saraf simpatik juga mempersarafi lambung yaitu bagian fleksus simpatis dengan serabut bernama fleksus seliaka.
macam kelenjar pada mukosa lambung yakni gl. cardiacae : lender,gl. gastricae : pepsin & HCl, dan gl. pyloricae : pepsin- tunica submucosa merupakan jaringan ikat yang kuat- tunica muscularis :obliquus (lapisan paling dalam), circularis (merupakan lanjutan ototsirkuler oesophabus yang melapisi corpus dan pilorus),,longitudinal (merupakan lapisanterluar sepanjang kedua curvatura.- tunica serosa: melapisi seluruh permukaan luar lambung sehingga lambung terletak intraperitoneal.Pendarahan:Arteri : A. gastrica sinistra, A. gastrica dextra, A. gastroepiploica dextra, A. gastroepiploicasinistra, A. gastrica brevis.
Vena:
Vgastrica brevis
V lienalis,
V gastroepiploica sinistra,
Vgastroepiploica dextra,
V gastrica sinistra,
Vgastrica dextraPersarafan: parasimpatis : N. X kanan ( posterior ), N. X ki. (anterior), simpatis:serabut.preganglionic (N.splanchnicus Thoracalis), serabut.post ganglionic (ggl.plexusceliacus)






        Vaskularisasi arteria berasal dari axis coeliaca, sedangkan aliran vena menuju ke sistem portal
        Inervasi :
            Truncus vagal anterior & posterior berasal dari plexus oesophagus & memasuki abdomen mll hiatus oesophagus.
            cabang hepatica dr N. vagus anterior ® hepar
            cabang coeliaca dr N. vagus posterior ® ganglion coeliaca ® mempersarafi usus sampai colon transversum distal


 
Batas-batas Lambung
b.

Vaskularisasi Lambung
1.
Pembuluh ArteriA.gastrica sinistra
, berasal dari A.coelica. Ia berjalan ke atasdan kiri untuk mencapai oesophagus dan kemudian berjalan turunsepanjang curvatura minor lambung. Ia memperdarahi sepertiga bawahoesophagus dan bagian kanan atas lambung.
A.gastrica dextra
, berasal A.hepatica pada pinggir atas pylorusdan berjalan ke kiri sepanjang curvatura minor. Ia memperdarahi bagiankanan bawah lambung.
A.gastrica brevis
, berasal dari A.lienalis pada hillus limfa danberjalan ke depan dalam ligamentum gastrolienalis untuk memperdarahifundus.
A.gastroepiploica sinistra
, berasal dari A.lienalis pada hilluslimfa dan berjalan ke depan dalam ligamentum gastrolienalis untuk memperdarahi lambung sepanjang bagian atas curvatura major.





5. Hati

Hati merupakan kelenjar pencernaan terbesar dalam tubuh
yang beratnya ± 2 kg. Dalam sistem pencernaan, hati
berfungsi sebagai pembentuk empedu, tempat penimbunan
zat-zat makanan dari darah dan penyerapan unsur besi dari
darah yang telah rusak. Selain itu, hati juga berfungsi
membentuk darah pada janin atau pada keadaan darurat,
pembentukan fibrinogen dan heparin untuk disalurkan ke
peredaran darah serta pengaturan suhu tubuh.
Empedu mengalir dari hati melalui saluran empedu dan
masuk ke usus halus. Dalam proses pencernaan ini, empedu
berperan dalam proses pencernaan lemak, yaitu sebelum
lemak dicernakan, lemak harus bereaksi dengan empedu
terlebih dahulu. Selain itu, cairan empedu berfungsi
menetralkan asam klorida dalam kimus, menghentikan
aktivitas pepsin pada protein, dan merangsang gerak
peristaltik usus.
a. Cairan Empedu
Cairan empedu berwarna kuning kehijauan, 86% berupa
air, dan tidak mengandung enzim. Akan tetapi, mengandung
mucin dan garam empedu yang berperan dalam pencernaan
makanan. Cairan empedu tersusun atas bahan-bahan
berikut.

1) Air, berguna sebagai pelarut utama.
2) Mucin, berguna untuk membasahi dan melicinkan
duodenum agar tidak terjadi iritasi pada dinding usus.
3) Garam empedu, mengandung natrium karbonat yang
mengakibatkan empedu bersifat alkali. Garam empedu
juga berfungsi menurunkan tegangan permukaan lemak
dan air (mengemulsikan lemak).
Cairan ini dihasilkan oleh hati.


b. Getah Pankreas
Getah pankreas dihasilkan di dalam organ pankreas.
Pankreas ini berperan sebagai kelenjar eksokrin yang
menghasilkan getah pankreas ke dalam saluran pencernaan
dan sebagai kelenjar endokrin yang menghasilkan hormon
insulin. Hormon ini dikeluarkan oleh sel-sel berbentuk pulau-
pulau yang disebut pulau-pulau langerhans. Insulin ini
berfungsi menjaga gula darah agar tetap normal dan
mencegah diabetes melitus.
Getah pankreas ini dari pankreas mengalir melalui
saluran pankreas masuk ke usus halus. Dalam pankreas
terdapat tiga macam enzim, yaitu lipase yang membantu dalam
pemecahan lemak, tripsin membantu dalam pemecahan pro-
tein, dan amilase membantu dalam pemecahan pati.

c. Getah Usus
Pada dinding usus halus banyak terdapat kelenjar yang
mampu menghasilkan getah usus. Getah usus mengandung
enzim-enzim seperti berikut.
1) Sukrase, berfungsi membantu mempercepat proses pe-
mecahan sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa.
2) Maltase, berfungsi membantu mempercepat proses
pemecahan maltosa menjadi dua molekul glukosa.
3) Laktase, berfungsi membantu mempercepat proses
pemecahan laktosa menjadi glukosa dan galaktosa.
4) Enzim peptidase, berfungsi membantu mempercepat
proses pemecahan peptida menjadi asam amino.

Monosakarida, asam amino, asam lemak, dan gliserol
hasil pencernaan terakhir di usus halus mulai diabsorpsi atau
diserap melalui dinding usus halus terutama di bagian
jejunum dan ileum. Selain itu vitamin dan mineral juga
diserap. Vitamin-vitamin yang larut dalam lemak,
penyerapannya bersama dengan pelarutnya, sedangkan
vitamin yang larut dalam air penyerapannya dilakukan oleh jonjot usus.

Penyerapan mineral sangat beragam berkaitan dengan
sifat kimia tiap-tiap mineral dan perbedaan struktur bagian-
bagian usus. Sepanjang usus halus sangat efisien dalam
penyerapan Na+, tetapi tidak untuk Cl
–, HCO3
–, dan ion-ion
bivalen. Ion K+

penyerapannya terbatas di jejunum.
Penyerapan Fe++ terjadi di duodenum dan jejunum.
Proses penyerapan di usus halus ini dilakukan oleh villi
(jonjot-jonjot usus). Di dalam villi ini terdapat pembuluh darah,
pembuluh kil (limfa), dan sel goblet. Di sini asam amino dan
glukosa diserap dan diangkut oleh darah menuju hati melalui
sistem vena porta hepatikus, sedangkan asam lemak
bereaksi terlebih dahulu dengan garam empedu membentuk
emulsi lemak. Emulsi lemak bersama gliserol diserap ke
dalam villi. Selanjutnya di dalam villi, asam lemak dilepaskan,
kemudian asam lemak mengikat gliserin dan membentuk
lemak kembali. Lemak yang terbentuk masuk ke tengah villi,
yaitu ke dalam pembuluh kil (limfa).
Melalui pembuluh kil, emulsi lemak menuju vena sedang-
kan garam empedu masuk ke dalam darah menuju hati dan
dibentuk lagi menjadi empedu. Bahan-bahan yang tidak dapat
diserap di usus halus akan didorong menuju usus besar (kolon).
Tabel 6.3 Enzim dan Peranannya dalam Pencernaan Makanan
No.
Nama Enzim
Dihasilkan oleh
Organ Tempat Enzim Bekerja
Fungsi
1
Amilase (ptialin)
Kelenjar ludah
Mulut
Amilum → maltosa
2
Pepsin
Lambung
Lambung
Protein → polipeptida
3
Lipase
Pankreas
Usus halus
Lemak → gliserol dan asam lemak
4
Amilase pankreas
Pankreas
Usus halus
Amilum → maltosa
5
Tripsin
Pankreas
Usus halus
Protein → polipeptida
6
Kemotripsin
Pankreas
Usus halus
Protein → polipeptida
7
Karboksipeptidase
Pankreas
Usus halus
Polipeptida → asam amino
8
Laktase
Usus halus
Usus halus
Laktosa → glukosa dan galaktosa
9
Sukrase
Usus halus
Usus halus
Sukrosa → glukosa dan fruktosa
10
Aminopeptidase
Usus halus
Usus halus
Polipeptida → asam amino
11
Maltase
Usus halus
Usus halus
Maltosa → glukosa

Vaskularisasi

Aliran darah ginjal berasal dari arteri renalis yang merupakan cabang langsung dari aorta abdominalis, sedangkan yang mengalirkan darah balik adalah vena renalis yang merupakan cabang vena kava inferior. Sistem arteri ginjal adalah tidak ada anastomosis ke cabang arteri lain

 


4. Usus halus
Usus halus merupakan saluran berkelok-kelok yang
panjangnya sekitar 6–8 meter, lebar 25 mm dengan banyak
lipatan yang disebut vili atau jonjot-jonjot usus. Vili ini berfungsi
memperluas permukaan usus halus yang berpengaruh terhadap
proses penyerapan makanan. Lakukan eksperimen berikut untuk
mengetahui pengaruh lipatan terhadap proses penyerapan.
Usus halus terbagi menjadi tiga bagian seperti berikut:

a. duodenum (usus 12 jari), panjangnya ± 25 cm,
Usus dua belas jari atau duodenum adalah bagian dari usus halus yang terletak setelah lambung dan menghubungkannya ke usus kosong (jejunum). Bagian usus dua belas jari merupakan bagian terpendek dari usus halus, dimulai dari bulbo duodenale dan berakhir di ligamentum Treitz.
Usus dua belas jari merupakan organ retroperitoneal, yang tidak terbungkus seluruhnya oleh selaput peritoneum. pH usus dua belas jari yang normal berkisar pada derajat sembilan. Pada usus dua belas jari terdapat dua muara saluran yaitu dari pankreas dan kantung empedu. Nama duodenum berasal dari bahasa Latin duodenum digitorum, yang berarti dua belas jari.
Lambung melepaskan makanan ke dalam usus dua belas jari (duodenum), yang merupakan bagian pertama dari usus halus. Makanan masuk ke dalam duodenum melalui sfingter pilorus dalam jumlah yang bisa di cerna oleh usus halus. Jika penuh, duodenum akan megirimkan sinyal kepada lambung untuk berhenti mengalirkan makanan.

b. jejunum (usus kosong), panjangnya ± 7 m,
Usus kosong atau jejunum (terkadang sering ditulis yeyunum) adalah bagian kedua dari usus halus, di antara usus dua belas jari (duodenum) dan usus penyerapan (ileum). Pada manusia dewasa, panjang seluruh usus halus antara 2-8 meter, 1-2 meter adalah bagian usus kosong. Usus kosong dan usus penyerapan digantungkan dalam tubuh dengan mesenterium.
Permukaan dalam usus kosong berupa membran mukus dan terdapat jonjot usus (vili), yang memperluas permukaan dari usus. Secara histologis dapat dibedakan dengan usus dua belas jari, yakni berkurangnya kelenjar Brunner. Secara hitologis pula dapat dibedakan dengan usus penyerapan, yakni sedikitnya sel goblet dan plak Peyeri. Sedikit sulit untuk membedakan usus kosong dan usus penyerapan secara makroskopis.
Jejunum diturunkan dari kata sifat jejune yang berarti “lapar” dalam bahasa Inggris modern. Arti aslinya berasal dari bahasa Laton, jejunus, yang berarti “kosong”.


c. ileum (usus penyerapan), panjangnya ± 1 m.
Usus penyerapan atau ileum adalah bagian terakhir dari usus halus. Pada sistem pencernaan manusia, ) ini memiliki panjang sekitar 2-4 m dan terletak setelah duodenum dan jejunum, dan dilanjutkan oleh usus buntu. Ileum memiliki pH antara 7 dan 8 (netral atau sedikit basa) dan berfungsi menyerap vitamin B12 dan garam-garam empedu.
d.usus buntu

Usus buntu atau sekum (Bahasa Latin: caecus, “buta”) dalam istilah anatomi adalah suatu kantung yang terhubung pada usus penyerapan serta bagian kolon menanjak dari usus besar. Organ ini ditemukan pada mamalia, burung, dan beberapa jenis reptil. Sebagian besar herbivora memiliki sekum yang besar, sedangkan karnivora eksklusif memiliki sekum yang kecil, yang sebagian atau seluruhnya digantikan oleh umbai cacing.

Kimus yang berasal dari lambung mengandung molekul-
molekul pati yang telah dicernakan di mulut dan lambung,
molekul-molekul protein yang telah dicernakan di lambung,
molekul-molekul lemak yang belum dicernakan serta zat-zat lain.
Selama di usus halus, semua molekul pati dicernakan lebih
sempurna menjadi molekul-molekul glukosa. Sementara itu
molekul-molekul protein dicerna menjadi molekul-molekul asam
amino, dan semua molekul lemak dicerna menjadi molekul
gliserol dan asam lemak.
Pencernaan makanan yang terjadi di usus halus lebih banyak
bersifat kimiawi. Berbagai macam enzim diperlukan untuk
membantu proses pencernaan kimiawi ini.
Hati, pankreas, dan kelenjar-kelenjar yang terdapat di dalam
dinding usus halus mampu menghasilkan getah pencernaan.
Getah ini bercampur dengan kimus di dalam usus halus. Getah
pencernaan yang berperan di usus halus ini berupa cairan
empedu, getah pankreas, dan getah usus.
memperdarahi :duodenum.bagian distal
Vena: mengikuti arteri mengalirkan darah ke dalam
Vporta, sebagian tidak langsung melalui
Vmesenterica superior dan v. lienalis2. Usus Kosong (jejenum)
Usus kosong atau
jejunumadalah bagian kedua dari usus halus, di antara usus duabelas jari (duodenum) dan usus penyerapan (ileum). Pada manusia dewasa, panjang


6.. Usus besar
Anatomi Usus Besar
Usus besar merupakan tabung muscular berongga dengan panjang sekitar 5 kaki (sekitar 1,5 m) yang terbentang dari sekum sampai kanalis ani. Diameter usus besar lebih besar daripada usus kecil. Rata-rata sekitar 2,5 inchi (sekitar 6,5 cm), tetapi makin dekat anus diameternya makin kecil.5
Usus besar dibagi menjadi sekum, kolon, dan rektum. Pada sekum terdapat katup ileosekal dan apendiks yang melekat pada ujung sekum. Sekum menempati sekitar dua atau tiga inci pertama dari usus besar. Katup ileosekal mengontrol aliran kimus dari ileum ke sekum. Kolon dibagi lagi menjadi kolon ascendens, transversum, descendens, dan sigmoid. Tempat dimana kolon membentuk kelokan tajam yaitu pada abdomen kanan dan kiri atas berturut-turut dinamakan fleksura hepatika dan fleksura lienalis. Kolon sigmoid mulai setinggi krista iliaka dan berbentuk suatu lekukan berbentuk S. Lekukan bagian bawah membelok ke kiri waktu kolon sigmoid bersatu dengan rektum. Rektum terbebtang dari kolon sigmoid sampai dengan anus. Satu inci terakhir dari rektum terdapat kanalis ani yang dilindungi oleh sfingter ani eksternus dan internus. Panjang rektum sampai kanalis ani adalah 5,9 inci.5


Dinding kolon terdiri dari empat lapisan yaitu tunika serosa, muskularis, tela submukosa, dan tunika mukosa akan tetapi usus besar mempunyai gambaran-gambaran yang khas berupa: lapisan otot longitudinal usus besar tidak sempurna tetapi terkumpul dalam tiga pita yang disebut taenia koli yang bersatu pada sigmoid distal. Panjang taenia lebih pendek daripada usus sehingga usus tertarik dan berkerut membentuk kantong-kantong kecil yang disebut haustra. Pada taenia melekat kantong-kantong kecil peritoneum yang berisi lemak yang disebut apendices epiploika. Lapisan mukosa usus besar lebih tebal dengan kriptus lieberkuhn terletak lebih dalam serta mempunyai sel goblet lebih banyak daripada usus halus.

Vaskularisasi usus besar diatur oleh arteri mesenterika superior dan inferior. Arteri mesenterika superior memvaskularisasi kolon bagian kanan (mulai dari sekum sampai dua pertiga proksimal kolon transversum). Arteri mesenterika superior mempunyai tiga cabang utama yaitu arteri ileokolika, arteri kolika dekstra, dan arteri kolika media. Sedangkan arteri mesenterika inferior memvaskularisasi kolon bagian kiri (mulai dari sepertiga distal kolon transversum sampai rektum bagian proksimal). Arteri mesenterika inferior mempunyai tiga cabang yaitu arteri kolika sinistra, arteri hemorroidalis superior, dan arteri sigmoidea. Vaskularisasi tambahan daerah rektum diatur oleh arteria sakralis media dan arteria hemorroidalis inferior dan media. Aliran balik vena dari kolon dan rektum superior melalui vena mesenterika superior dan inferior serta vena hemorroidalis superior, yaitu bagian dari sistem portal yang mengalirkan darah ke hati. Vena hemorroidalis media dan inferior mengalirkan darah ke vena iliaka dan merupakan bagian dari sirkulasi sistemik. Ada anastomosis antara vena hemorroidalis superior, media, dan inferior sehingga peningkatan tekanan portal dapat mengakibatkan aliran balik ke dalam vena-vena ini dan mengakibatkan hemorroid.
Aliran pembuluh limfe kolon mengikuti arteria regional ke limfenodi preaorta pada pangkal arteri mesenterika superior dan inferior. Aliran balik pembuluh limfe melalui sistrna kili yang bermuara ke dalam sistem vena pada sambungan vena subklavia dan jugularis sinistra. Hal ini menyebabkan metastase karsinoma gastrointestinal bisa ada dalam kelenjar limfe leher (kelenjar limfe virchow). Aliran balik pembuluh limfe rektum mengikuti aliran pembuluh darah hemorroidalis superior dan pembuluh limfe kanalis ani menyebar ke nodi limfatisi iliaka interna, sedangkan aliran balik pembuluh limfe anus dan kulit perineum mengikuti aliran limfe inguinalis superficialis.6

Inervasi usus besar dilakukan oleh sistem saraf otonom kecuali sfingter eksternus yang diatur secara voluntar. Serabut parasimpatis berjalan melalui saraf vagus ke bagian tengah kolon transversum, dan saraf pelvikus yang berasal dari daerah sakral mensuplai bagian distal. Serabut simpatis yang berjalan dari pars torasika dan lumbalis medula spinalis melalui rantai simpatis ke ganglia simpatis preortika. Disana bersinaps dengan post ganglion yang mengikuti aliran arteri utama dan berakhir pada pleksus mienterikus (Aurbach) dan submukosa (meissner).6 Perangsangan simpatis menyebabkan penghambatan sekresi dan kontraksi, serta perangsangan sfingter rektum, sedangkan saraf parasimpatis mempunyai efek yang berlawanan. Kendali usus yang paling penting adalah aktivitas refleks lokal yang diperantarai oleh pleksus nervosus intramural (Meissner dan Aurbach) dan interkoneksinya. Jadi pasien dengan kerusakan medula spinalis maka fungsi ususnya tetap normal, sedangkan pasien dengan penyakit hirschsprung akan mempunyai fungsi usus yang abnormal karena pada penyakit ini terjadi keabsenan pleksus aurbach dan meissner.

II.2. Fisiologi Usus Besar
Fungsi usus besar yang utama adalah absorbsi air dan elektrolit. Setiap hari kolon mengabsorbsi ±600 ml air. Kapasitas absorbsi usus besar adalah sekitar 2000 ml / hari, jika kapasitas ini terlampaui maka akan terjadi diare. Berat akhir feses normal yang dikeluarkan sekitar 200 gr dengan komposisi terdiri dari 75% berupa air dan sisanya berupa residu makanan yng tidak diabsorbsi, bakteri, sel epitel yang mengelupas dan mineral yang tidak diabsorbsi.
Proses pencernaan makanan yang terjadi di usus besar dilakukan dengan bantuan bakteri di usus besar. Bakteri ini berfungsi mensintesis vit. K dan beberapa vit. B dan membantu pembusukan beberapa zat makanan seperti protein dan karbohidrat, serta membentuk berbagai gas yang dapat membantu pembentukkan flatus di kolon. Gas-gas tersebut adalah NH3, CO2, H2, H2S, dan CH4. Beberapa gas ini dikeluarkan dalam feses dan sisanya diabsorbsi dan diangkut ke hati untuk diubah menjadi senyawa kurang toksik dan diekskresikan melalui saluran kemih.
Pencernaan makanan di usus besar berlangsung karena adanya gerakan peristaltic yang propulsif. Ada dua jenis gerakan peristaltik yang propulsif yaitu: pertama adalah kontraksi lamban dan tidak teratur yang berasal dari segmen proksimal dan bergerak ke depan menghambat beberapa haustra. Kedua adalah gerakan peristaltik massa yaitu kontraksi yang melibatkan segmen kolon. Gerakan ini mengerakkan massa ke depan yang akhirnya merangsang defekasi
Adanya gerakan propulsi feses ke rektum mengakibatkan distensi dinding rektum dan merangsang refleks defekasi. Defekasi dikendalikan oleh sfingter ani eksterna dan interna. Sfingter ani eksterna bersifat voluntar sedangkan sfingter ani interna dikendalikan sistem saraf otonom. Saat rektum yang mengalami distensi berkontraksi, otot levator ani relaksasi sehingga menyebabkan sudut dan anulus anorektal menghilang. Otot-otot sfingter ani eksterna dan interna relaksasi waktu anus tertarik ke atas melebihi tinggi massa feses. Defekasi dapat dipercepat dengan adanya peningkatan tekanan intraabdomen. Defekasi juga dapat dihambat oleh kontraksi voluntar otot sfingter eksterna dan levator ani. Dinding rektum secara betahap akan relaks dan keinginan defekasi menghilang.

Umbai cacing atau apendiks adalah organ tambahan pada usus buntu. Infeksi pada organ ini disebut apendisitis atau radang umbai cacing. Apendisitis yang parah dapat menyebabkan apendiks pecah dan membentuk nanah di dalam rongga abdomen atau peritonitis (infeksi rongga abdomen).
Dalam anatomi manusia, umbai cacing atau dalam bahasa Inggris, vermiform appendix (atau hanya appendix) adalah hujung buntu tabung yang menyambung dengan caecum.
Umbai cacing terbentuk dari caecum pada tahap embrio. Dalam orang dewasa, Umbai cacing berukuran sekitar 10 cm tetapi bisa bervariasi dari 2 sampai 20 cm. Walaupun lokasi apendiks selalu tetap, lokasi ujung umbai cacing bisa berbeda – bisa di retrocaecal atau di pinggang (pelvis) yang jelas tetap terletak di peritoneum.
Banyak orang percaya umbai cacing tidak berguna dan organ vestigial (sisihan), sebagian yang lain percaya bahwa apendiks mempunyai fungsi dalam sistem limfatik.
Operasi membuang umbai cacing dikenal sebagai appendektomi.
7. Rektum dan anus
Rektum (Bahasa Latin: regere, “meluruskan, mengatur”) adalah sebuah ruangan yang berawal dari ujung usus besar (setelah kolon sigmoid) dan berakhir di anus. Organ ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara feses. Biasanya rektum ini kosong karena tinja disimpan di tempat yang lebih tinggi, yaitu pada kolon desendens. Jika kolon desendens penuh dan tinja masuk ke dalam rektum, maka timbul keinginan untuk buang air besar (BAB). Mengembangnya dinding rektum karena penumpukan material di dalam rektum akan memicu sistem saraf yang menimbulkan keinginan untuk melakukan defekasi. Jika defekasi tidak terjadi, sering kali material akan dikembalikan ke usus besar, di mana penyerapan air akan kembali dilakukan. Jika defekasi tidak terjadi untuk periode yang lama, konstipasi dan pengerasan feses akan terjadi.
Orang dewasa dan anak yang lebih tua bisa menahan keinginan ini, tetapi bayi dan anak yang lebih muda mengalami kekurangan dalam pengendalian otot yang penting untuk menunda BAB.
Anus merupakan lubang di ujung saluran pencernaan, dimana bahan limbah keluar dari tubuh. Sebagian anus terbentuk dari permukaan tubuh (kulit) dan sebagian lannya dari usus. Pembukaan dan penutupan anus diatur oleh otot sphinkter. Feses dibuang dari tubuh melalui proses defekasi (buang air besar – BAB), yang merupakan fungsi utama anus.